Senin, 08 Oktober 2012

Sekarang hanya ada kita...


Hari ini, lagi..
Mungkin itulah yang ku tuliskan pada jendelaku saat ingin bertemu dengannya. Ya itulah saat di mana kebahagiaaku ku dapatkan.
                Hanya berawal sederhana namun tak ku sangka akan seperti ini. Terimakasih cinta... kau datang lagi dalan hidupku.  Semua yamg ku anggap hanya mimpi indah yang selalu saja membayang-bayangiku tapi sekarang menjadi kenyataan.
                Keyakinan yang buram, awalnya. Kini kian kokoh karena sirapan perhatian yang terus saja mengguyur hidupku. Cinta yang kini kian kuat karena keyakinan dirinya yang terpancar amat sangat jelas. Dan kepercayaan yang telah ada pada dirinya terhadapku.

Meskipun aku bukan siapa-siapa
Bukan yang sempurna
namun percayalah hatiku milikmu
Meski seringku
Mengecewakanmu
Maafkanlah aku
Janjiku kan setia padamu
Hanyalah dirimu
              
            Yaa.. itulah yang ku rasakan sekarang, seseorang yang telah ada bersamaku sekarang akan aku jaga dan akan lakukan semua yang terbaik. Kesetiaan adalah sebuah janjiku yang akan selalu aku ingat untuknya. Seseorang yang sangat berharga dan satu dari beberapa orang yang terpenting dalam hidupku sekarang.
kepercayaan yang juga ku berikan padanya sebagai tanda menyatunya kita. Dan aku akan tetap menjadi diriku yang menyayanginya dan tetap pada keyakinan akan jalan yang telah ada di hadapanku. 

                Hidupmu, hidupku, hidup kita...

Apapun yang terjadi kita hadapi bersama dan akan kita kalahkan dengan senyuman...

Aku milikmu, Kau milikku
Tak kan ada yang pisahkan kita
Ini lagu kita
Tuk selamanya
Janjiku untukmu
Tak kan tinggalkan dirimu

Terima kasih cinta :)

Lagu Kita_Vidi Aldiano....


Rabu, 03 Oktober 2012

Mendaki Gunung




Seharusnya tak ada postingan lain yang aku tulis sebelum perjalanan libko selesai dan sebelum aku nulis jalan tuhan untukku part 9. Tapi suasana hati yang tak mengizinkanlah akhirnya adanya ini.
Perjalanan menuju puncak tertinggi....
            Ketika berjalan dari kediaman menuju kaki gunung saat itulah perjalanan yang sesuai dengan kemauanku. Hidupku saat itu sangat aman-aman saja. Sepanjang jalan ada orang-orang aku temui yang mungkin akan membantu. Namun ketika aku berada pada kaki gunung dan harus mendaki puncak tertingginya saat itulah aku merasakan betapa sulitnya ini semua. Memandangkan mata pada puncak tertinggi yang amatlah jauh namun aku harus melewatinya demi masa depanku.
Terlebih tak ada orang yang ada di sisiku, kadang aku menyesali kenapa aku di lahirkan ke dunia yang aku tak merasakan kebahagiaan, namun dia sosok teman yang sangat berharga bagiku mengingatkan “kebahagiaan dalan hidup akan lo rasain saat lo bisa memaknai segala yang terjadi dan bangkit ketika kesedihan itu lo rasain”. Tidak adanya mereka yang mendampingiku untuk menuju puncak tertinggi saat itu membuatku merasa kesepian. Panas, dingin dan berbagai ancaman yang sudah terbayang di kepalaku saat mereka berdua yang mementingkan ego masing-masing.
dan ntah apa yang akan terjadi padaku...
memulai memasuki kawasan yang mungkin akan membuatku takut. Melangkah maju menuju puncak tertinggi. Melangkah sendiri di tengah hutan yang yang tak ku ketahui sebelumnya...
di perjalanan aku melihat seekor anak harimau yang menjerit kesakitan yang kakinya tertusuk kayu yang runcing. Anak harimau.. ya.. akankah aku menolongnya ketika nanti saat dia bebas apakah dia akan menerkamku atau akan pergi meninggalkanku? Akibat yang akan terjadi padaku itu adalah urusan nanti yang paling penting adalah keselamatan bagi yang lain.
“saat aku menemukan orang yang membutuhkanku saat itulah hati ini berkata segera membantu meskipun itu hanya memperlambat langkahku menuju puncak tertinggi”.
mencoba mencabut kayu dari kakinya dalam perasaan yang waswas namun bisa ku lakukan. Saat kayu itu lepas dari kakinya harimau itu menatap dengan tatapan lapar dan mungkin akan membunuhku. Seketika itu pula aku mencoba lagi sekencang-kencangnya hingga aku berdiri di depan jurang yang dalam.
Dia menemukanku, dan melompat menerkamku. Secepat itu juga aku mencoba menghindar.
Suasana mulai diam yang aku mendapati diriku yang ketakukan masih hidup. Anak harimau yang akan memangsaku jatuh ke jurang.
            “tetap menolong orang lain yang membutuhkan meskipun nantinya kita akan dihiananti olehnya, tapi yakin jika itu terjadi akan ada pula ganjaran untuknya atas penghianatannya”
Saat suasanya yang seperti ini aku merasa diriku terancam namun perjalanan ini harus aku selesaikan. Suasana pagi mungkin tepat untuk melakukan perjalanan ini namun aku tak akan bisa bertahan hidup jika tak ada makanan. Aku melirik-lirik sekitar kiranya aku akan menemukan makanan. Ku dapatkan meskipun itu hanya bisa untuk mengganjal perut.
            “apapun hal yang lain yang kamu kerjakan demi bertahan hidup lakukanlah selama yang kamu lakukan tidak bertentangan dengan apa yang Tuhan tunjukkan”.
Melanjutkan perjalanan menuju puncak tertinggi. Mendungpun tampak seakan-akan menemaniku selama perjalanan ini. Hujan deras yang turun saat itu menjadi penghalang untuk melanjutkan perjalanan.  Langkahku kembali terhentikan. Mencoba mencari perlindungan ke pohon-pohon besar meski saja masih terkena hujan. Saat itulah aku melihat akar-akar kayu yang meraih satu sama lain sehingga au bisa berteduh disana.
            “masalah yang datang adalah kesedihan namun dibalik itu semua akan ada yang akan melindungi meskipun itu hal yang tak pernah kita duga sebelumnya.
Hujan terus saja turun hingga senja tiba. Tak mungkin aku melanjutkan perjalananku ini. Istirahat pilihanku saat ini. Mencoba bertahan dalam kondisi yang sangat dingin. Hanya jaket yang bisa buatku bertahan dan lampu senter yang ku bawa bisa mencahayaiku hingga pagi datang.
            “akan ada dia, sosok teman yang kita sayangi mendampingi dalam hidup dan yang paling berharga ada ibu yang selalu menjadi cahaya bagi kita untuk raih puncak tertinggi”.
Masih sepertiga perjalanan, aku yakin akan sampai di puncak tertinggi yang tak bisa di prediksi. Terus berjalan dengan semangat yang membara dan harapan yang besar. Ketika keletihan itu  datang keputus asaan muncul, akankah aku bisa menuju puncak tertinggi atau aku akan mati sendiri di tengah hutan?. Saat itulah aku membutuhkan penyejuk dan ketenangan untuk beristirahat. Air yang ada ku bawa bisa menyejukkankan.
            “selalu meminta perlindungan Tuhan dalam kehidupan dan ingatlah Dia karena iman padanya adalah kunci untuk bisa raih puncak tertinggi”
aku tak tau apa yang akan terjadi sesudah ini. Perjalanan yang masih sangat panjang untukku.
(puncak tertinggi adalah tujuanku dan mungkin aku akan menulis perjalanan ini lagi saat nanti aku sudah berada pada puncaknya yang paling tinggi, segala rintangan yang ku dapat sekarang dalam hidup akan aku jadikan cambuk untuk bisa hidup lebih maju lagi demi mereka yang ku sayangi, keluarga, guru, dan beberapa teman yang aku sangat aku cintai yang selalu bisa menghiburku saat masalah demi masalah yang datang.  Yakinkan hati untuk sampai di puncak tertinggi, amin) 

Hambar....




                hari ini Libko kembali ngadain kopdar, janjinya sih jam sebelas pagi tapi eh ternyata banyak yang ngaret termasuk saya sendiri yang datang jam dua belas lewatan. Saat itu nyempatin diri dululah ke warnet buat ngirim naskah, maklum ga mampu ngasih makan modem. Hehe... :D
Balik dari warnet semua mau ngumpul nih, dan saat itu ketemu ama si achi, dia bilang nanti kita acting-actingan, pake acara marah-marahan ke Rahmad yang ulang tahun. Tampang aci yang saat itu ngambek-ngambek ga menentu bikin saya ketawa-ketawa.
Dan saya juga di tugaskan untuk bisa beracting dan marah-marah. Saat itu otak berpikir sejenak... marah beneran saja susahnya minta ampun apalagi marah jika di buat-buat, bingung juga nih gimana caranya..,
Kopdar di mulai....
                Awalnya aman-aman saja kecuali achi yang ga sabaran buat acting, hiahahaa...
Ngebahas tentang FAM oleh Fadly dan materi tentang Menulis oleh saski, di lanjutkan dengan pembahasan acara dengan BN. Saatnya achi mulai buat masalah lagi nih..
Marah-marah dan ngambek :P
Faris dan fadly disini ambil bagian juga, mulai marah-marah tapi salah sasaran mulu,  faris yang marah sama fadly, fadly yang marah sama achi, faris yang ikut-ikutan marah sama achi, dan juga saya sendiri juga kena marah sama faris dan fadly. Niatnya tadi mau ikut-ikutan nuduh achi korupsi, tapi ga tegaan ah sama dia #lagibaik :p
                Achi yang actingnya hebatpun marah-marah sama Rahmat tapi sayangnya Rahmat ketawa-ketawa, apa yang lucu bos, orang lagi marah juga *teriakin Rahmat dalam hati*.
Faris dan achi mulai bingung gimana buat Rahmad emosi, semuanya hambarrrrrr........
 saat fadly marahpun dia ga juga emosi, ni lagi si akmal yang senyum-senyum aja, padahal rencana kemaren dia yang paling banyak acting, tapi apa buktinyaaaaa??? *baca ni akmal*
                Udahan.. nyerah deh, achi mulai gerah dan mutusin buat pulang #katanya...
Achi beranjak ngikut nih si indah, intan sama dinapun juga ikut, loh.. saya sendirian donk dan keputusan yang bijakpun di ambil, ngikut achi sama indah ngambil kue.  Nyalain lilin dan bawa kuenya ke hadapan Rahmad yang saat itu asyik banget main sama akmal, farisi, fadly saski dan rio..
Tengterengtereng,.,,, kuepun datang namun sambutannya juga hambar tapi mau gimana lagi kan mungkin memang Rahmad orangnya hambar *kibar bendera putih*.
                Hari ini mekipun hambar tapi inilah kebersamaan di Libko, semoga jalan Libko lancar-lancar aja ya guys, terus maju buat Libko dan buat Rahmad
Happy Birtday yaa... J

curcol ala si iya


Hari ini gue pulang kerumah tapi hanya bentar sekitar dua jam. Cuma untuk satu keperluan penting. Dan setelah itu gue akan kembali pada tempat gue yang biasanya. Dan gue akan gunakan pula kesempatan ini untuk posting namun seadanya saja. Apa aja yang ada di pikiran gue.
                Planing buat beberapa hari kedepan sangat menyita pikiran gue, berhubung dengan teman gue yang udah sekaligus gue anggap sebagai saudara gue sendiri. Gue berharap dengan suatu hal yang sederhana yang mau gue lakukan ini bisa buat bahagia sahabat gue ini. Semoga dia bahagia.
                Prepare buat planing ini akan di mulai besok...
                Ga tau akan mulai dari mana namun gue akan minta bantuan dona, teman sebangku gue yang akhir-akhir ini ngatain gue bodoh karena gue pernah ngebuang jam yang pernah gue beli pake uang tabungan gue sendiri hanya karena seorang cowok, dan gue emang sadar bahwa tindakan gue itu memang bodoh. Dan dari situlah gue mengerti arti sebuah kehati-hatian.
                Rencana yang gue buat ini sebenarnya sudah gue rencanakan jauh-jauh hari, pada awalnya rencana itu akan gue jalankan bersama salah satu sahabat dia juga, namun waktu gue yang akhir-akhir ini sangat penuh dan tak ada kesempatan untuk mempersiapkannya dan sekarang gue hanya bisa berbuat yang sederhana saja.
                Harapan gue semoga dia senang dengan apa yang akan gue lakukan, meskipun sederhana dan tak bernilai tinggi #dari segi nominal#
Udahh,,, itu dulu deh, gue akan kembali posting saat planing gue udah berjalan, itupun jika waktu gue ada, kesibukan gue sekarang ini meskinya tak ada, namun keadaanlah yang menuntun gue harus jalani ini semua, dan gue hanya bisa jalani aja dan pintar-pintar bagi wktu belajar sama aktifitas gue yang lain semoga Tuhan melimpahkan karunia-Nya dan gue bisa lewati semuanya. Serta yang paling penting gue bisa sukses di kemudian hari. Amiiinn..
Sampai ketemu di slide selanjutnya. J