Minggu, 29 Januari 2012

TITIK CERAH PART 1

      Aku seorang remaja yang di lahirkan sama seperti remaja lainnya,namun satu yang membedakan aku dengan yang lainnya. Awalnya aku tak punya kekuatan untuk  terima suatu kenyataan,kenyata yang merenggut kebahagiaanku, namun kenyataan itu harus aku lawan dalam hidup ini. Aku tau Tuhan selalu memberi  yang terbaik, namun kebahagiaan tak berpihak padaku. Andai  aku bisa memilih, aku akan memilih untuk tidak terlahir sebagai  Vio, Vio Fernanda.


                Vio Fernanda, cewek buta yang hanya menyusahkan Ayah, Bunda dan Kakak. Aku malu sama diriku sendiri, meskipun ada tongkat yang selalu menemaniku kemana-mana, tapi tetap saja aku tidak bisa melihat, padahal hal yang sangat aku inginkan adalah bisa melihat wajah Ayah, Bunda, Kakak dan  melihat indahya alam semesta yang hanya bisa aku rasakan.


                Dulu Bunda pernah bilang, saat aku berumur tiga bulan, terjadi kecelakaan mobil, pecahan kaca mobil masuk ke mataku, namun aku bisa diselamatkan dengan keadaanku yang sekarang, yang kemana-mana harus membawa tongkat.


                Huhhh... takdir tak bisa ku lawan, tapi aku akan tetap berharap suatu saat nanti aku akan bisa melihat, meskipun aku tak tau kapan aku bisa melihat. Tuhan, aku tau kau selalu beri yang terbaik untuk umatmu, tapi aku mohon izinkan aku meminta satu hal padamu. Aku hanya ingin bisa melihat Tuhan, melihat orang-orang sekitarku,melihat matahari, bulan ,bintang,danau, dan segala bentuk ciptaanmu yang indah di orang bilang.
   ***

        Kriiing... kriiing... 05:00 a.m
Aku bangun, suasana dingin yang menyergapi tu­buhku yang kaku, ku raba tongkat besi yang dibelikan ayah saat aku berumur tujuh tahun yang terletak di samping tempat tidurku. Berjalan aku menuju kamat mandi, karna hal ini telah delapan tahun ku jalani, tentu aku hafal jalannya meski aku tak bisa melihat. Selesai mandi, berpakaian, aku menuju ruang makan. Sudah ada di sana Ayah, Bunda dan Renata, kakak tersayangku.


“pagi Vio...” serentak mereka menyapa.


“ pagi.. wah kompak ya semua..” jawabku girang.


“ iya.. ayo Vi duduk sini...” kata Bunda sambil membimbingku duduk.
 

“ Ayah,Bunda.. aku mau minta izin ke danau..” 


“ apa? Janganlah sayang, susah nanti” ayah angkat bicara.


“ ngakk kok yah, aku akan baik-baik saja, cuma sebentarkok...”

“Aku hanya ingin menikmati udara danau yang sejuk meskipun aku tak bisa melihat indahnya danau”


“ ya sudahlah yah, biar Rena nanti yang akan mengantar Vio ke danau”  kata kak Rena


“ tapi re, ntar bahaya buat adik kamu,lagian kan kamu mau kuliah, ntar yang temani Vio siapa? “ bunda mulai cemas.


“ Vio sama Mas Bagus saja Bunda, selesai antar kak Rena kuliah baru ntar Vio ke danau sama dia...”


“ okelah nak, tapi jangan lama-lama yaaa...” sahut ayah

“ iya ayah..” jawabku.


****


Di mobil, tak ada percakapan antara aku dan kak Rena, saat sampai di kampusnya kakak...


“ Vi, kamu bener ngak papa ke danau sama Mas Bagus? “ 


“ iya kak, tenang saja, aku akan baik-baik saja” jawabku sambil tersenyum.


“ okelah, hati-hati ya kamu dan jangan kelamaan di danau, kakak kuliah dulu ya sayang...”


“ sip kakak..” jawabku dengan semangat.


Perjalanan di lanjutkan ke danau, aku meminta mas bagus untuk membimbingku duduk di sebuah kursi di tepi danau, dan dia sendiri  menunggu di mobil.


“ wahhhh... segarnya disin...”


 udara danau yng sejuk di imbangi dengan terik matahari yang lumayan terasa panas mengimbangi  diriku yang berada di danau. Pikiranku terasa sangat tenang, hatiku terasa damai dengan suasana ini. Andai aku bisa melihat mungkin lebih indah rasanya.


“ hey,,, kenapa sih aku, haya bisa menyesali yang terjadi, aku harusnya bersyukur karena masih di beri Tuhan kehidupan sekarang ini” ucapku.


Saat asyik menikmati udara danau nan sejuk, terdengar olehku seorang cowok yang teriak-teriak ngak jelas.


“kenapa gue punya orang tua yang super sibukkk, gue ngak bisa kayak gini, ngak ada yang perhatian sama gue, kalian hanya sibuk dengan bisnis bisnis dan bisnis. Gue muakkk!”
Terdengar kata-kata itu dari sisi belakangku.....


         “ ni orang aneh yaa, ngak bersyukur banget sih, kayaknya ni anak perlu di ceramahin ini “, aku sedikit jengkel.
Lalu......

4 komentar:

  1. tanggung bacanya, part 2 nya mana?

    ini berapa seri y?

    BalasHapus
    Balasan
    1. sabar,, d tunggu ya part 2nya
      untuk serinya blum tau sampai brapa ,,
      smpai critanya abis pastinya :)

      Hapus
  2. lalu..? wah nanggung nih jalan ceritanya.. Penasarannnn :)

    BalasHapus