Malam ini ntah
apa yang ku pikirkan, semua campur aduk mulai dari kuliah, masalah demi masalah
hingga keputusan yang mau aku ambil namun juga ragu apakah aku bisa
menjalaninya.
Aku
paham dengan keadaanku yang tak bisa paham dengan diri sendiri, aku tau aku
lemah dalam mengambil keputusan, selalu
sabar saja dengan apa yang terjadi, tapi sesungguhnya aku sangat tersiksa,
jujur aku sudah tak sanggup jika harus terus bersabar seolah tak ada yang
terjadi, seolah aku merasa nyaman-nyaman saja, merasa tak tertekan dengan semua
ini, sekarang masalahnya aku tak tau,ntah pengertian itu tak ada lagi, atau hal
yang baru telah merubah sisi yang dulu, ntah lah, aku bingung dengan semuanya,
aku ingin tak terlalu memikirkannya, tapi aku tak bisa, apapun akan slalu aku
pikirkan .
Sekarang ntah aku yang sangat berharap atau aku yang tak bisa mengerti, namun
keadaan yang menyuruhku untuk selalu paham tanpa bisa bicara sedikitpun. Diam
dan tetap diam, Tuhan telah memberiku hati yang terlalu rapuh, mudah tersentuh
namun sulit menghilangkan segala yang telah melekat. Namun apa salah jika meminta suatu kepekaan
hati yang lain untuk bisa memahami yang rapuh ini?
Tidak
selalu tapi hanya di saat-saat dimana aku sangat butuh,seperti sekarang, butuh untuk meneguhkan yang rapuh itu supaya
tetap terus ada meski sebenarnya sudah
ada hal lain yang lebih
membuatnya rapuh. Aku tau meminta itu hal yang memalukan, tak pantas
mungkin, tapi aku tak bisa membendung lagi setiap tetesan air mata itu, sedih
karena aku yang selalu berfikir tentang tenggang rasa kepada orang lain, dan
itu lebih penting sampai aku menyiksa diri sendiri. Tak sanggup rasanya…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar