Aku beranjak dari tempat dudukku,
melangkahkan kaki mengayunkan tongkatku menuju suara si cowok. Aku tak tau
pasti ia berada tepat di belakangku atau tidak. Dan lagi-lagi aku mendengar dia
berteriak...
“ percuma gue punya semuanya jika ga ada orang
yang perhatian sama gue, aghh sialan kalian!!! ”
ucapnya sangat keras sambil
menendang sebuah batu yang ada di depannya.
“ aww, sakitt,,” jeritku saat
batu itu mengenai kepalaku.
“ o’o,, sorry... gue ga sengaja... sakitkah?
“ ya jelas sakit donk..”
“ maaf maaf.. “
“ loe yang teriak-teriak tadi ya?
Udah ngeganggu suasana di sini, sekarang loe nyelakain gue, aneh loe...” jabarku
bawel.
“ terserah gue dong, ini kan
tempat umum. Gue mau teriak-teriak, mau
nangis terserah gue, kenapa loe yang sewot sih..”
“ ish loe tu ya... sombong kali ngomongnya, nyebelin!!!”
“ eh tunggu bentar, kepala loe..?”
katanya sambil memegang
kepalaku.
“ ehh.. apaan sih
pegang-pegang... ouwghh..”.
“ tu kan, loe bawel sih... loe tunggu disini ya? Gue mau ke mobil bentar”.
Setelah dia kembali...
“ kita duduk di kursi disana ya? Gue akan obatin luka loe ”. katanya perhatian sambil memegang tanganku
berjalan menuju sebuah kursi di tepi danau,
saat dia mengobati luka di
kepalaku, aku hanya diam. Seolah-olah mulutku terkunci rapat dan setelah
selesai...
“ udah selesai” ucapnya sambil
menghela nafas panjang.
“ hmm, makasi yaa, loe udah
nolong gue ngobatinnya”
“ iyaa,.. lagian loe terluka juga
gara-gara gue, o iya gue fadhil, nama loe siapa?”
“ gue vio” jawabku singkat.
“owh, oke... sering kesini kah? Tanyanya
lagi.
“ngakk,gue baru pertama kali
kesini, ini aja dapat ijinnya susak kali”.
“ kok gitu? Emang tinggal di
mana?”.
“ iyaa.. ga di bolehin sama
nyokap,alesannya ntar knapa-knapa..
hmm, di jalan merpati. O iya,
sekarang jam brapa sih?”
“ udah jam sebelas”.
“ wahh, gue harus pulang
sekarang, loe liat inova silver ga? Bisa panggilkan sopirnya ?” pintaku padanya.
“ oke.. lain kali kesini lagi
yaa? “ ucapnya.
“iyaa... mudah-mudahan kita
ketemu lagi”
“yap, gue panggilin dulu”
***
Sesampai dirumah, bunda telah
menungguku didepan pintu. Tampaknya bunda cemas denganku, apalagi ketika Dia melihat
kepalaku. Aku mencoba meyakinkan bunda bahwa ini hany kecelakaan kecil dan aku
tidak apa-apa dan syukurlah bunda sedikit lega.
Akupun masuk kamar, ku taruh
tongkatku disisi kanan dekat jendela. Saat itu aku kepikiran tentang fadhil,
ada sisi yang berbeda pada dirinya, saat aku mendengar dia teriak-teriak, aku
berpikiran dia adalah sosok orang yang arogan, egois dan sempat aku berfikir
dia adalah seorang psikopat. Tapi saat aku berbicara dengannya,aku ga mau
beranjak, yang tadinya aku mau omelin dia, tapi aku jadi lupa semuanya. Ingin sekali
aku kembali ke danau dan bertemu dengannya serta bercerita panjang lebar, namun
untuk ke danau ga semudah yang ku inginkan,
harus dapatkan ijin dari ayah dan bunda. Bisa pergi ke danau hanya satu
caranya... “ Di bantuin kak rena”
***
Sore harinya,kak rena pulang
kuliah, aku yang saat itu berada di kamar mendengar langkah kaki
yang berjalan menuju kamarku. Aku membaringkan badanku dan pura-pura
tidur. Dia mendekatiku....
“syukurlah, kamu idak apa-apa vi,
tadi kakak cemas kali saat bunda bilang kamu terluka, kakak sayang kamu, kakak
ga akan biarkan kamu menderita dan bersedih, kakak janji..” ucapnya sambil menyela-nyela rambutku.
Aku mendengar kata-katanya dan bersegera bangun...
“ beneran kak, beneran kah itu..”
ucapku girang.
“ ehh, udah bangun? Kakak ngeganggu
tidur kamu yaa?”
“ ngak ko kak, hahaha.. sebenarnya
aku ga tidur kok, tadi karna denger ada
yang melangkah menuju kesini, aku pura-pura tidur..” jabarku padanya.
“ yeeee... jail ya kamu” dia
mengacak-acak rambutku.
“ hahaha peace kak, ehh yang tadi
itu bener ga kak?”
“ hmm.. ya iya lah vi, kakak mau
yang terbaik buat kamu”
“ ahaa.. kebetulan nih, aku juga
mau minta tolong sesuatu sama kakak”.
“ apa tu ?”
“ gini kak, tadi di danau aku ketemu
cowok namanya fadhil, ntah kenapa aku ingin ketemu dia lagi, nah sekarang kakak
tolongin aku ya buat minta ijin lagi sama ayah bunda pegri ke danau, tolong ya
kak?” Pintaku dengan harapan iya mau
membantu.
“ cowok ya? Jadi... ceritanya adek
kakak jatuh cinta ya? “
“ ahh kakak,
bukan... aku hanya ingin kenal dia lebih dekat aja,orangnya susah di tebak”. Jabarku sok tau.
“ gimana yaa? “
“ayo laa kak, please?” mohonku.
“ iya iya, apa sih yang ngak buat
kamu sayang, kamu pergi sama kakak ya ke danau?
Lusa kita pergi, mumpung hari
minggu. Kita bisa habiskan waktu seharian di danau dan nungguin siapa tu
namanya? Fadhil ya? “ ledeknya.
“ uh kakak ini, oke deh kak, tapi
jangan bilang-bilang ayah bunda masalah tadi ya?”
“ sip sayang, udahh... kakak ke
kamar dulu, sampai ketemu saat makan malam nanti ya? Sore vi...”
“ iyaaa sore kakak”.
Kak rena
keluar dari kamarku, sekali menoleh dan tersenyum padaku. Saat itu aku sangat
bahagia, lusa aku ke danau, berharap ketemu sama fadhil. Aduuhhh... rasanya ga
sabaran nunggu lusa. Semoga aku bisa ketemu dia di danau, tak
peduli jika aku harus menunggu berapa
lama.
****
Dua hari kemudian..
Hari yang
ku tunggu-tunggupun datang, pergi ke danau.
Aku yang biasanya bangun
kesiangan tiap hari minggu, sekarang untuk pertama kalinya cepat bagun,
bersiap-siap dan stand by di kamar. Kak rena masuk kamar dan mengajaku untuk
sarapan.
Saat sarapan, kak rena minta ijin
pada ayah dan bunda untuk pergi ke danau denganku, bunda mulai bimbang, bunda
hanya tak mau lagi sesuatu menimpaku,
tapi kakak berhasih meyakinkan bunda bahwa dia akan selalu menjagaku,
alhasil... bunda mengizinkan,begitu juga ayah.
Selesai sarapan, aku dan kak rena pamit ke danau,masuk mobil
dan cabut menuju danau,
Sesampainya di danau...
sesampai di danau.. vio merasa ada yang aneh #nyambungsendiri :D
BalasHapuswahhh... dapat ide lanjutn critanya..
Hapusmakasii bg fanz..
part 3 akan menyusul :)